Selasa, 06 Mei 2014

KADATON TERNATE



KADATON 
SULTAN TERNATE

Kedaton ini dibangun pada tanggal 24 November 1813 oleh Sultan Muhammad Ali diatas bukit Limau Santosa dengan luas areal 44,560 m2. Berbentuk segi delapan dengan dua buah tangga terutama pada sisi kiri dan kanan depannya. Bangunan ini menggambarkan seekor singa yang sedang duduk dengan dua kaki depan menopang kepalanya. saat ini, ruang tengahnya difungsikan sebagai museum dengan koleksi benda-benda budaya dan peninggalan sejarah kejayaan Kesultanan Ternate dimasa lalu seperti mahkota berambut. keunikan mahkota tersebut yaitu memiliki rambut yang selalu tumbuh dan setiap Hari Raya Idul Adha akan dilakukan suatu upacara untuk memotong rambut tersebut. selain itu ada juga Al-Quran yang ditulis dengan tangan yang tertua di Indonesia yang ditulis oleh Syekh Affifudin Abdul Baqy Bin Al-Adany, berkenan hari senin tujuh hari bulan Dzulkaidah tahun 1050 Hijriyahatau 1630 Masehi. dan ada beberapa peralatan perang dan baju kebesaran Sultan Ternate yang sudah berusia ratusan tahun.           



PUTRI INDONESIA PARIWISATA



PUTRI INDONESIA
PARIWISATA

Putri Indonesia Pariwisata menjadi mitra LEGU GAM dalam rangka mempromosikan berbagai kesenian dan ketrampilan hasil karya putra dan putri Moloku Kie Raha Provinsi Maluku Utara 




MAHKOTA BERAMBUT KESULTANAN TERNATE





Mahkota Berambut Kesultanan Ternate merupakan salah satu keajaiban dunia, dimana rambutnya tumbuh sendiri tiap tahun diapakai sekali dalam penobatan sebagai sultan (Kolano)

Mahkota Berambut Kesultanan Ternate adalah salah satu benda berharga yang terdapat di keraton, tepatnya disimpan di kamar Puji yang disakralkan oleh penghuni keraton. Saking sakralnya, tidak sembarang orang bisa masuk ke kamar tersebut. Bahkan, Sultan dan sang Permaisuri hanya sesekali salat di kamar tersebut.

Rambut yang melekat pada bagian atas mahkota tumbuh setiap tahun. Berdasarkan kepercayaan adat Kesultanan Ternate, setiap malam Idul Adha dilakukan upacara potong rambut. Upacara adat dilaksanakan selama tujuh hari.

Mahkota tersebut juga berfungsi untuk memilih calon Sultan Ternate. Konon, setiap anak lelaki keturunan Sultan Ternate harus mencoba Mahkota Berambut. Jika Mahkota berhasil melekat dan pas di kepala seseorang calon, maka orang itulah yang terpilih menjadi Sultan Ternate.


LEGU GAM 2014 EKSPEDISI KIE RAHA SATUKAN NUSANTARA



SULTAN TERNATE
MUDAFFAR SJAH Bc.Hk

LEGU GAM adalah suatu kegiatan tradisi pesta rakyat untuk memperingati hari Ulang tahun Sultan Ternate Mudaffar Sjah. Bc. Hk. Dalam acara tersebut ditampilkan berbagai kesenian dan keterampilan hasil karya putra dan putri Moloku Kie Raha, seperti : Tari-tarian tradisional, Band, puisi, pameran lukisan, dan berbagai jenis kerajinan lain. Selain pergelaran kesenian dan budaya terdapat juga acara seminar dan penyuluhan dengan mengambil tema-tema seputar permasalahan aktual yang berkembang di masyarakat dimana hal ini dimaksudkan bahwa Sultan Ternate sangat memperhatikan  perkembangan sosial dan ilmu pengetahuan.

Kikni LEGU GAM  telah diakomodir menjadi Kalendir Tahunan Wisata Nasional sehingga Pengaruhnya nyata bagi pembangunan sektor pariwisata terutama dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Propinsi Maluku Utara. Dengan demikian maka secara langsung maupun  tidak langsung LEGU GAM tidak hanya menjadi agenda daerah, tetapi juga merupakan agenda Nasional. LEGU GAM  yang pada mulanya merupakan bentuk persembahan ide dan buah karya Jou Ma Boki Ratu Nita Budhi Susanti, SE sebagai perwujudan kasih dan penghormatan rakyat kepada Sultan Ternate Mudaffar Sjah  Bc, Hk yang telah mengayomi dan membina masyarakat selama kurang lebih 40 Tahun. Kini merupakan Aset Nasional  yang menjadi warisan tradisi bangsa yang harus dapat kita wujudkan kelestariannya.

dengan tujan merekatkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Adat Se Atorang yang non diskriminatif terhadap RAS, juga melestarikan dan merivitalisasi budaya Moloku Kie Raha sebagai modal dasar pembangunan sumber daya manusai dan alam.

Menarik minat Kunjungan Wisatawan domestik dan Manca Negara yang berimplikasi pada kontribusi positif terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), juga mempromosikan potensi dan produk-produk unggulan daerah untuk menarik minat investor bagi peningkatan pembangunan daerah.

Dengan adanya pengakuan dari tingkat daerah sampai nasional terhadap Kegiatan LEGU GAM menunjukan bahwa eksistensinya di tengah-tengah arus deras perubahan zaman yang menawarkan nilai-nilai baru yang boleh jadi belum tentu baik bagi tradisi dan budaya.